Masalah kemacetan sudah tak asing lagi di dengar oleh
publik dan masyarakat luas. Merupakan salah satu masalah sosial masyarakat yang
sangat sulit untuk di hindari, apalagi di era globalisasi ini. Bahkan masalah
ini menjadi salah satu ciri khas dari kota-kota besar di Indonesia. Kita ambil
contoh yaitu Jakarta. Memang tidak salah bila kita menyebut demikian, karena
memang inilah fakta yang terjadi pada saat ini.
(kemacetan yang terjadi di Ibukota)
Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di atas,
hampir setiap hari, khususnya hari kerja, Jakarta akan nampak semrawut.
Kendaraan umum dan pribadi membanjiri jalan-jalan khusunya daerah perkantoran.
Setiap hari masyarakat di hadapkan oleh kondisi seperti ini.
Tak hanya di Ibukota,
di kota-kota besar lain pun masalah ini kerap melanda masyarakatnya. Sebut saja
misalnya kota Bandung. Apabila hari weekend tiba, maka kota tersebut akan di
banjiri oleh kendaraan-kendaraan pribadi dari berbagai daerah. Khususnya
masyarakat Jakarta yang ingin mengisi waktu liburan. Masalah buruknya
transportasi yang ada di daerah Bandung juga menyebabkan kemacetan terjadi.
Namun, tak bisa di pungkiri bahwa kemacetan yang
terjadi di Jakarta merupakan yang paling parah terjadi. Karena Jakarta
merupakan pusat dari kegiatan bisnis dan ekonomi, maka masyarakat cenderung
memilih untuk mencari peluang kerja di Jakarta. Apalagi masyarakat pedesaan
yang ingin mengadu nasib, maka mereka berimigrasi ke kota-kota khususnya
Jakarta. Sekarang ini, Jakarta pun kerap kali terkenal dengan kata-kata “Lumpuh
Total”.
Penyebab Terjadinya Kemacetan di Jakarta
Banyak hal yang menjadi penyebab kemacetan di daerah
Jakarta. Faktor manusia yang menjadi kecenderungan untuk terjadinya
kemacetan-kemacetan tersebut. Berikut ini beberapa penyebab kemacetan di
Jakarta:
·
Sarana
transportasi umum yang tidak memadai. Banyaknya kendaraan umum yang ada di
Jakarta, tidak di dukung dengan kualitas yang baik. Kendaraan umum yang ada,
sangat tidak terawat dan tidak bekerja secara efisien. Tidak disiplinnya para
supir dan penumpang juga menjadi kendala sebagai penyebab kemacetan, misalnya
dengan tidak naik di halte atau tempat yang seharusnya.
·
Banyaknya
kendaraan pribadi yang di gunakan, dengan penumpang yang relatif sedikit. Masih
berkaitan dengan penyebab kemacetan yang pertama, masyarkat lebih memilih
menaiki kendaraan pribadi karena kualitas kendaraan umum yang tidak memadai.
Apalagi untuk kalangan masyarakat menengah ke atas. Semakin sulit untuk menekan
laju pertambahan kendaraan pribadi ini.
·
Lemahnya
penegakan hukum oleh aparat yang berwenang dan kurangnya kesadaran dari
masyarakat pengguna jalan itu sendiri. Banyak masyarakat yang tidak
mengindahkan peraturan lalu lintas di karenakan para aparat hukum yang
seharusnya menegakkan hukum secara benar, dapat dengan mudah di suap dengan
sejumlah uang.
·
Tidak efektifnya
busway berjalan. Dasar awal pembuatan busway adalah untuk mengurangi kemacetan.
Tetapi yang dapat di lihat sekarang ini, jalur jalan yang di gunakan untuk
busway justru menambah kemacetan. Karena tetap saja masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan, banyak masyarakat yang nekat menerobos
jalan untuk busway tersebut, di karenakan kemacetan yang terjadi.
·
Tidak
disiplinnya pengendara bajaj. Bajaj merupakan alat transportasi yang tak asing
lagi di Jakarta. Namun seringkali pengendara bajaj tidak memperhatikan lampu
lalu lintas sama sekali. Dengan seenaknya mengambil jalur lain, bahkan yang
berlawanan arah.
·
Tata kota
Jakarta yang kurang terstruktur.
·
Berbagai
bencana alam, misalnya seperti banjir. Bila banjir terjadi di Jakarta, maka
bisa di katakana bahwa otomatis jalanan di Jakarta akan lumpuh total.
Dampak Negatif yang Dirasakan Masyarakat Akibat
Terjadinya Kemacetan
Berbagai dampak negatif banyak di rasakan oleh
masyarakat sekitar Jakarta. Beberapa hal yang seringkali menjadi dampaknya
yaitu:
·
Munculnya
berbagai macam penyakit seperti gangguan pernafasan dan gangguang pada kulit.
Dengan meningkatnya kendaraan yang ada, maka otomatis udara di penuhi dengan
polusi-polusi dan suhu global menjadi meningkt. Penipisan ozon pun terjadi,
sehingga gangguan pada kulit semakin meningkat.
·
Pemborosan
waktu yang cukup siknifikan. Apabila kemacetan terjadi, otomatis waktu yang di
perlukan seseorang untuk sampai ke suatu tempat menjadi semakin panjang dan ini
akan mempengaruhi kinerja seseorang.
· Menimbulkan
sifat malas. Masyarakat akan semakin malas untuk beraktivitas di karenakan
kepadatan yang terjadi. Semakin lama, semakin berat untuk melangkah ke sesuatu
tempat. Lebih baik hanya di rumah dan menghindari kemacetan.
Langkah-Langkah
Antisipasi yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Kemacetan
·
Meningkatkan
sarana dan prasarana transportasi di Jakarta. Misalnya dengan memperbaiki
kinerja para supir dan kondektur, memperbaiki keadaan dari kendaraan-kendaraan
umum yang ada sehingga terlihat nyaman untuk di naiki oleh khalayak banyak. Dan
masyarakat tidak ragu untuk memilih menggunakan kendaraan umum tersebut.
·
Memperkuat penegakan
hukum bagi seseorang yang melanggar peraturan lalu-lintas. Para aparat penegak
hukum harus memiliki kesadaran bahwa merekalah yang sepatutnya menegur
orang-orang yang melakukan kesalahan, tidak lantas lepas tangan dengan menerima
suap dari orang-orang yang bersangkutan.
·
Pemerintah
harus membangun tata ruang yang lebih baik lagi bagi kota Jakarta. Misalnya
pembuatan u-turn haruslah di kelola dengan baik. Karena yang ada selama ini,
daerah dimana terdapat u-turn pastilah di landa kemacetan.
·
Yang
terpenting adalah kesadaran dari diri manusianya masing-masing, baik sebagai
masyarakat maupun para aparat yang bersangkutan. Bila sudah tertanam, maka
langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah untuk di laksanakan
0 comments:
Post a Comment