Rindu itu sunyi, hanya sosokmu
lah yang mampu meramaikannya..
Rindu itu api, hanya sosokmu
lah yang mampu memadamkannya..
Rinduku ini semena-mena, begitu
terpatuk pada sosok dirimu dan tak ingin berlari kemanapun..
Ketika aku melewati sebuah
lorong, lorong yang tak asing bagi raga manusia yang menyimpan segala perasaan
pada sosok terindah yang berada jauh dari jarak pandang.
Bisakah kalian tebak lorong
apakah itu?
Ya, tepat! Itu lorong
kerinduan..
Kerinduan adalah perjalanan
yang tertunda, disana terbentang harapan kesatuan dan keterpisahan. Apa
hubungan rindu dengan pengharapan? Aku belum mampu mendefinisikan artinya, yang
pasti aku memang rindu atas nama pengharapan. Mengapa begitu? Ya, karena aku
memang bukan seseorang yang memilikimu. Aku hanya pengagum, pengharap, dan
entah apa lagi sebutan yang pantas untuk manusia seperti aku ini.
Di hadapanmu aku ingin berhenti
melangkah, berhenti melangkah untuk mencari sosok kerinduan yang tak pernah mampu ku gapai. Aku tak
ingin memiliki waktu yang hanya seketika untuk melepas kerinduan. Entahlah aku
egois dengan hal ini ataupun tidak, yang terpenting aku tak pernah
mempermasalahkannya.
Kita bertemu di satu titik
pertemuan yang terduga, semuanya tertulis jelas di setiap bait-bait yang ku
tuturkan, rindu ini jelas pula mengurai segala tentangmu. Kapanpun, dimanapun,
kamu memenuhi detikku untuk mencekal bahasa-bahasa bisu.
Disini, di tengah kekosongan
arah pandang, aku melibas rindu yang kau tinggalkan. Dengan mencoba menatap
langit dan membayangkan senyum terindah yang pernah kau berikan. Dengan
tingkah-tingkah bodoh yang pernah kau lakukan dan tak sengaja kau buatku
tertawa.
Seketika aku mencoba dinginkan
kobaran api kerinduan yang selalu membara ini. Namun mengapa hati ini tak
pernah sanggup untuk memunafikkan rasa rindu yang ada. Sesekali ku coba
memalingkan arah untuk tak lagi merasa rindu, tapi bayangmu hadir tanpa permisi
di rumah yang sama (kerinduan).
Pada siapa lagi aku merindu
kalau bukan pada sosokmu, yaa KAMU..
Kamu.. sedetik mendekat,
sedetik menjauh..
Datang, lalu kembali pergi..
Sejenak ada, dan sekelibat
menghilang..
Entahlah..
Kau seperti pusaran tanya yang
tak kunjung berhenti..
0 comments:
Post a Comment