Aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini adalah tindakan yang salah
atau benar? Aku pernah membaca sebuah kutipan "Semakin dewasa semakin
kita menyembunyikan perasaan cinta dari orang lain" dan aku berprinsip
pada kutipan tersebut, bahwasannya aku tidak mau perasaanku ke seseorang
diketahui oleh orang lain, hanya cukup aku, dia dan Tuhan yang tau.
Namun seiring berjalannya waktu, aku terus berpikir, apa aku akan terus
menyembunyikan perasaan ini ke orang lain, kepada teman-temanku
misalnya.
Alzena adalah seorang gadis yang menarik
bagiku, banyak yang mengenalnya karena memang dia gadis yang menarik,
baik dan cukup manis, aku menyukainya--sudah cukup lama, tetapi aku
lebih memilih menyimpan perasaanku ini dalam-dalam, karena saat itu dia
sedang berkekasih. Kini, dia sedang sendiri setelah putus dengan
kekasihnya, dan aku masih menunggunya--perasaan itupun muncul kembali,
ditambah dia yang sepertinya merespon perasaanku.
Aku
tipe orang yang tidak ingin mengecewakan orang lain, terutama
orang-orang didekatku, apabila aku mengecewakannya, dgn mati-matian aku
akan meminta maaf kepadanya agar dia bisa mempercayai aku lagi.
Lalu,
kisah ini berlanjut, aku terus menutupi perasaan ini dari orang-orang,
terutama teman-temanku. Dan pada akhirnya ada seseorang temanku -- Henri
menyukai Alzena juga, setelah kenal dalam satu grup WhatsApp, aku bisa mengetahui dari tutur katanya apabila Alzena sedang chat
dan Henri pun meresponnya dgn kata-kata yang merayu. Bahkan, Alzena
pernah memperlihatkan isi BBM antara mereka berdua, dan benar saja,
kata-katanya merayu walaupun berupa candaan.
Sialnya, teman-temanku yang lain dalam satu grup WhatsApp
tadi mendukung Henri untuk memiliki hati Alzena, mereka tidak tahu apa
yang terjadi antara aku dan Alzena. Bahkan ketika kita berkumpul--untuk
mengobrol, temanku yang lain semakin menyemangati Henri untuk semakin
dekat dengan Alzena--mereka membicarakan hal itu didepanku. Tentunya seperti yang aku bilang tentang prinsipku,
aku memilih diam dan larut dalam obrolan tersebut dan memendam
dalam-dalam rasa cemburu, aku tidak mungkin akan berkata yang sebenarnya
ke teman-temanku, aku tidak mau merusak pertemanan ini hanya karena
memperebutkan seorang wanita, toh aku dan Alzena belum memiliki sebuah
hubungan.
Aku dan Alzena membuat kesepakatan, bahwa
jangan sampai teman-temanku tau tentang kita, walaupun memang kita tidak
ada hubungan apa-apa, tetapi maksudku adalah tentang perasaanku ke dia.
Bahkan saat aku, Alzena dan temanku berkumpul, akupun agak menjaga
jarak dengan Alzena, bukan karena aku sok, tetapi aku benar-benar tidak
ingin teman-temanku mengetahui tentang kita. Dan akupun tidak ingin
memakai panggilan khusus kita berdua di grup WhatsApp, karena alasanku tadi, aku tidak ingin mereka mengetahuinya
Bukankah
perasaan cemburu itu manusiawi? Ya, itu yang aku rasakan, perasaan
cemburu aku tentang pendekatan yang Henri lakukan ke Alzena pun semakin
besar. Ada sebuah ketakutan, kalau Alzena akan memilih Henri, karena
mereka tampak sangat akrab di grup, dibanding aku yang hanya banyak
diam.
Semakin lama aku semakin berfikir, apakah diriku
ini pengecut? Apakah yang aku lakukan ini salah? Aku lebih memilih
memikirkan tentang perasaan temanku dibanding perasaan aku, apa itu
salah? Aku terus berbohong didepan mereka bahwa aku dan Alzena
seolah-olah tidak ada sesuatu, dan membiarkan temanku sendiri mengejar
apa yang sudah aku kejar sejak lama, sementara aku berhenti mengejarnya
demi temanku Henri. Aaku bingung, aku terlalu takut temanku kecewa,
walaupun aku juga belum mengetahui apakah Alzena akan memilih aku atau Henri, bahkan bukan keduanya.
Pada saat aku menulis ini, aku sambil bercerita ke Alzena tentang perasaan ini, dia hanya berkata "Let it flow, bee", mungkin dia benar, let it flow
tetapi sampai kapan? Menahan cemburu itu tidak mudah, apalagi ke teman
sendiri, dimana kita harus memilih, apakah aku harus berbohong dan
mengecewakan diriku sendiri, atau aku harus jujur dan mengecewakan
temanku? Entahlah, bukankah cinta tidak harus dilafalkan dalam lisan?
Aku merasa cinta
lebih baik dilafalkan dalam doa, dan dibuktikan dgn perbuatan.
Good night, cher...
J'taime
Monday, March 30, 2015
Cinta yang tak terlafalkan
12:16 AM
No comments
0 comments:
Post a Comment