Malam ini tak begitu dingin, masih
dengan suasana sunyi dan berudara sedikit dingin karena mulai memasuki musim
penghujan. Seperti biasa di malam-malam sebelumnya, aku belum bisa tidur di
jam-jam seperti ini. Kebiasaanku sebelum tidur itu pasti membuka dan mengecek
jejaring sosial yang tersedia di Internet bagi para penggunanya. Kubuka akun
Twitter-ku melalui aplikasi TweetCaster yang tersedia didalam Tablet kecilku.
Penampilan yang sama, tak ada yang berubah, hanya saja perubahan karena
pergeseran status status yang di posting teman-temanku di Twitter. Tapi.. ada
yang berbeda dari beranda kali ini. Sosok yang ku kenal dan selalu menarik
perhatianku. Siapa dia? Ku pertegas lagi dengan mendekatkan mataku kearah layar
tablet kecilku itu.
Dan..
Nah! benar, itu dia! Dia yang selalu
menjadi bahan penulisan kata-kataku selama ini. Tapi mengapa dia terlihat agak
murung. Beribu pertanyaan muncul di benakku ada apa denganmu? Mengapa status
Twitter-mu terlihat murung? Memang terlihat sepele karena itu hanya status
Twitter, tapi dari sanalah aku mengetahui kabarmu melalui kata-kata yang kau
tuang dalam statusmu itu.
Tersadar akan sesuatu bahwa aku sejak
tadi sedang asik Retweet-an dengan
orang lain. Orang itu memang selalu menggunakan kata-kata spesial untuk
berbicara padaku, namun aku bisa pahami kalau itu hanya guyon belaka dan akupun tidak merespon kata-kata spesial itu
kembali. Memang aku seperti ini sejak kepergianmu, beberapa orang hadir untuk
menawarkan diri mereka untuk menjadi kekasihku namun entah mengapa hati ini
kian beku. Yaa, sepertinya hati ini sudah lupa bagaimana cara untuk mencintai
oranglain sehingga aku tak mampu mencintai oranglain selain dirimu.
Lupakanlah.. kini kita bahas mengenai status Twitter-mu.
Ku beranikan untuk menghubungimu via
SMS, menanyakan ada apa denganmu. Kau pun menjawab “Sudahlaah, urusi saja
urusanmu itu..”. Aku terdiam dan sejenak berfikir, apa kau cemburu??
Sudah lama kita tak bersama lagi, apa
kau masih merasakan hal yang sama denganku?
Akhirnya aku membalas dengan kejujuran
yang selama ini aku pendam jauh bahwa aku memang masih menantimu. Meskipun
memang aku sudah terlihat cuek dan tak mau tau tentangmu, tapi di sela itu aku
selalu memperhatikanmu meskipun melalui status-status Twitter-mu. Disaat kau
sudah memiliki penggantiku, mau tak mau aku memperhatikan Timline Twitter-mu
untuk mengetahui kabarmu, yang padahal isinya membuatku tercabik karena melihat
kemesraanmu dengan wanitamu. Namun tak apa, ini sudah menjadi kewajibanku untuk
memperhatikanmu dari jauh. Dan kini kau sudah sendiri lagi, entah siapa yang
akan menjadi wanitamu berikutnya. Kembali pada status Twitter-mu yang akan ku
bahas. Aku tau, kau memang tidak jauh
dari gengsi, maka dari itu kau tidak pernah mengakuinya dari awal bahwa kau
cemburu pada orang-orang yang dekat padaku. Seperti itukah? Ya, dan kau pun
jujur atas perasaanmu! Kau mengatakan bahwa kau memang cemburu pada mereka yang
mendekatiku, dan kau pun mengatakan masih memiliki rasa yang sama seperti aku
untukku. Namun meskipun kau memiliki rasa yang sama, entah mengapa kau
mengatakan bahwa tidak bisa lagi melanjutkan kisah kita yang sudah lama
terbalut kenangan.
Aku pun bingung mendengar pengakuanmu
itu, entah aku harus bahagia karena ternyata selama ini kau menyimpan rasa yang
sama, atau aku harus menangis karena memang kita sudah tak bisa lagi saling
menyatu..
Sudah sejak tadi aku bendung airmata ini
agar tak jatuh untuk menangis, namun aku tak kuasa lagi menahannya. Jujur, aku
memang senang mendengarnya tapi di sisi lain aku harus menerima kenyataan bahwa
kau dan aku tak bisa bersatu lagi.
Kau
yang masih aku sayang sampai saat ini, aku harap kau dapat merasakan rindu yang
selama ini ku tanam jauh dibenak hati ini..
Untukmu..
asik juga .
ReplyDeletehahahah .
follback mw blog yaw :)
www.bastian-ganda.co.cc
thanks before :)
done :)
ReplyDelete