Dengan waktu yang terlalu pagi aku
datang ke kampus itu, berseragam putih hitam dan berjilbab putih serta
mengenakan dua pita berwarna biru muda yang disisipkan di kanan dan kiri
jilbabku. Aah, masih sepi ternyata. Aku duduk didepan kampus bersama beberapa
rekan yang baru ku kenal saat itu. Ya! Saat itu aku sedang ospek..
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul
07.00, kakak-kakak senior pun mulai menggebrak adik-adik juniornya untuk
berbaris di tempat yang sudah disediakan sesuai dengan urutan kelompoknya. Aku berada
di kelompok INDA 03. Lamunanku sejenak di kagetkan karena kakak senior
mengatakan “Yang atributnya merasa belum lengkap harap memisahkan diri dari
barisan termasuk yang tidak menggunakan ikat pinggang! Cepaaaat!!” dengan nada
yang cukup lantang. “Sial!!” kataku, padahal sebelumnya tak ada peraturan untuk
mengenakan ikat pinggang, jadi ku fikir ya tak apa kalu tak menggunakannya. Aku
pun segera memisahkan diri dari barisan, ada beberapa junior juga yang sama
seperti aku, tidak menggunakan ikat pinggang juga. Aku dan junior lain yang
tidak menggunakan ikat pinggang pun di perintahkan untuk menggunakan ikat
pinggang dari tali rafia merah yang diberikan dari kakak senior itu, setelah
itu diperintahkan untuk kembali ke kelompo masing-masing. “fiuuuuuh aman”
legaku.
Sejak awal aku berbaris, aku
memperhatikan kakak senior yang sejak tadi mondar mandir dari barisan ini ke
barisan lainnya. Aku selalu tersenyum-senyum sendiri melihat gerak geriknya. Parasnya
yang tidak terlalu tampan, namun terlihat sangat manis karena hidungnya yang
mancung serta berbadan yang tidak terlalu tinggi namun terlihat cool dan enak
dipandang. Kak Sendy (nama samaran) itulah dia..
Aku perhatikan dan terus perhatikan. Agak
kaget begitu mendengar dia membentak juniornya yang baru saja datang. Namun bentakan
itu membuatku semakin “wah” sendiri, aku tidak takut mendengar bentakan itu. Terlihat
makin macho sepertinya.. sejenak kupalingkan muka, dan ku mengadahkan wajah,
dan?? Ah, dia mirip sekali dengan orang aku sayang selama ini. Hanya saja orang
itu tidak hadir disana karena saat itu dia memang tak ingin cukur rambut
berukuran 1 cm.
Besar harapanku untuk mendekati sosok
Kak Sendy. Namun harapan hanya harapan, aku hanya junior kecil yang baru saja
masuk di kampus itu jadi mana mungkin sosok Kak Sendy akan mengenalku.
Waktu ospek sudah menunjukan untuk
istirahat dan sholat bagi yang beragama Islam. Setelah sholat berjamaah pun
tiba waktunya yang sudah ditunggu-tunggu karena sejak tadi aku sudah menahan
lapar, yaitu makan. Sekitar 45 menit waktu istirahat akhirnya pun kegiatan
selanjutnya dilakukan oleh para BEM untuk junior-juniornya seperti simulasi
kebersamaan, pembagian almamater kampus dan akhirnya pun pulang. Dan ternyata
semua kakak-kakak senior sudah berbaris di bagian depan untuk menyalami
adik-adik juniornya. “waw” aku tersenyum lebar saat itu bisa menatap langsung
Kak Sendy dan bersalaman dengannya meskipun dengan rasa gugup sekalipun.
Sepulangnya aku mencari username Twitter
kakak senior manis itu, dan ketemu. Aku follow, aku mention dan kemudian di
followback. Awalnya aku memang hanya iseng menanyakan whatsApp, namun dengan
cepat ternyata Kak Sendy langsung memberikan nomor whatsApp-nya padaku. Entahlaah,
namun aku harus sebisa mungkin bersikap seperti biasa.
Dia hanya mirip dengan orang yang aku
sayangi, aku pun takkan mungkin bisa menggapainya karena dia sepertinya sudah
memiliki incaran yang jauh lebih cantik dan sempurna dibandingkan denganku. Mungkin
aku hanya terkagum-kagum dengan kakak senior itu. Sudahlaah, dia pun pasti tak
menyadarinya bahwa aku mengaguminya. Dia terlalu sempurna, dan pastinya
adik-adik juniornya pun banyak pula yang mengejarnya..
Salam
hangat dari juniormu yang selalu berusaha menarik perhatianmu..
0 comments:
Post a Comment