Memang tak pernah habis tentangmu yang
sudah banyak kumuat dalam artikel-artikel kecilku.
Dari hal kecil yang mengenai sikapmu
yang paling ku suka dan sikapmu yang terlalu perih untuk aku rasakan. Apakah
kau membaca apa yang aku tulis? Apakah kau akan menyadari bahwa tiap bait
artikelku itu adalah “kamu”?
Jawabannya ada pada dirimu sendiri, aku
tidak pernah memaksa agar kau selalu membaca sedikit kata kata artikelku. Aku
sudah terbiasa menjadi penulis tentangmu meski tak pernah ada sedikitpun kritik
darimu.
Sejenak aku berfikir bahwa kau memang
tak mempedulikanku lagi, sejuta pertanyaan yang membuatku serba salah dan
menggoyahkan hati namun tak berubah.
Mengapa aku slalu menghabiskan waktuku
demi kamu yang belum tentu menganggapku ada?
Mengapa aku slalu berkorban untuk
seseorang yang bahkan enggan menatapku walau hanya sekilas?
Nah! Itu hal yang slalu ada di benak ini
namun selalu terkalahkan dengan perasaanku yang terus menerus berharap padamu.
Memang sudah sejak lama aku terdiam tanpa kepedulianmu padaku, namu tak apalah.. aku sudah terbiasa tersakiti
seperti ini. Menantimu mungkin hal bodoh yang aku lakukan karena sudah
berkali-kali ku disakiti tapi ku tetap saja tak mampu memalingkan hatiku
darimu. Itu dia yang ku bingungkan..
Kau selalu mampu tertawa bahagia
meskipun aku menangis didalam kebahagiaanmu. Apa kau ingat? Dahulu kita pernah
berjanji untuk saling membahagiakan, ingatkah? Namun kenyataan kini sudah
berubah, kini hanya aku yang menerapkan janji itu. Aku akan bahagia jika kau
bahagia, dan pastinya kau tetap akan bahagia meskipun aku terpuruk dalam
kesedihan yang mendalam karena kau bahagia bukan karena aku.
Cukup menyakitkan bukan?
Dan sepertinya kau tak tau, bahwa aku
selalu dalam penantian ini untuk menunggumu meskipun memang terlalu banyak
pisau tajam yang sudah menyambar hati ini.
Tapi,
Bisakah kau jawab pertanyaanku ini=
Adakah seseorang yang rela berlelah menantimu, meskipun kau tak pernah
mempedulikan bahkan menghargai sosok itu; selain aku??
0 comments:
Post a Comment