Friday, November 2, 2012

Aku takut dengan sesuatu hal yang Kebetulan


Selamat beraktivitas untuk jiwa yang penuh pengharapan yang tak pernah terbalas..
Aku masih belum mengerti arti pertemuan yang tak direncanakan ini. Sejenak aku menerawang kekosongan langit yang berawan tebal namun tak mengartikan pertanyaanku.

Hey kamu !
Sosok yang Tuhan kirimkan untuk membuatku bangkit dan melaju dari masa lalu tapi tak bersatu..
Sedang apa dirimu? Sedang sibukkah dirimu dengan kesibukanmu untuk siaran di sebuah Stasiun Kereta Api dan menyemboyankan gagah Kereta Api yang melintas dengan tubuh tegakmu?
Apakah kau memikirkan hal yang sama denganku?

Pertemuan yang tak terduga antara kita dan membuahkan buih kasih dalam hati kecil ini.
Dimalam hari sebelum kita ditakdirkan untuk bertemu, aku terbangun di jam setengah 2 dini hari. Ku dengar gemerusuk yang berisik dan memaksa aku untuk membuka mata ini dengan sayup. Kulihat ada seekor burung masuk kekamarku, dia terbang kesana kemari mengelilingi seisi kamarku. Dan akupun terbangun karna suara kepakan sayap burung itu sangatlah gemerusuk. Sejenak ku perhatikan pada burung itu, ada yang aneh. Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya. Degup jantungku perlahan mulai muncul, beberapa pertanyaan dalam hati pun mulai ku lontarkan “ada apa ini?”. Dengan spontan aku langsung membuka pintu kamarku untuk mempersilahkan burung itu pergi dari kamarku. Namun burung itu tetap tak ingin pergi, ia tetap mengelilingi kamarku. Setelah agak lama sekitar jam 3 dini hari sepertinya burung itu pergi, dan aku pun menutup pintu kamarku kembali lalu beranjak ke tempat tidur dengan beberapa pertanyaanku tadi. Ku ambil Tab-ku yang berada disebelahku, ku buka browser dan mencari tau “apa arti kehadiran burung itu dalam kamarku?”. Nah! aku temukan jawabannya dari sebuah situs bahwa bila ada burung masuk kerumahmu itu bertanda akan ada jodoh yang datang padamu dan belum pernah kenal sebelumnya. Aku terperanjat sendiri tak mengerti apa arti dari primbon itu, beberapa pertanyaan pun muncul lagi “siapa yang akan bertemu denganku? Pangerankah? Salah satu teman lamakukah?” Ah aku bingung dengan semua disaat itu.

Keesokan harinya aku memilih untuk ke toko buku untuk sekedar membaca-baca buku saja. Seketika saat itu handphone-ku berdering tanda pesan masuk dari kawanku yang mengajakku untuk makan siang bersama di sebuah warkop kecil dekat dengan tempat tongkrongan komunitasku. Kawanku itu memintaku untuk menunggu di Stasiun karna dia menumpangi KRL, baiklah akupun segera menuju Stasiun.

Sesampainya aku di Stasiun aku menuju teras sebuah ruangan yang biasanya aku dan kawan komunitasku sering berada disana, aku menunggunya disana. Nah! disinilah pertemuan antara kau dan aku. Kau menyapa dengan penuh canda yang padahal aku sama sekali tak pernah tau siapa dirimu wahai Sang Rupawan. Kau mengajakku masuk ke ruangan itu agar aku tidak kepanasan karna memang udara saat itu sangatlah terik, ku terima tawarannya untuk masuk ruangan itu. Ruangan yang sejuk, terdapat beberapa peralatan Petugas Pemimpin Kereta Api, beberapa orang yang sedang bertugas serta announcer dan terdapat komputer untuk mendata atau menginformasikan Perjalanan Kereta Api. Di ruangan itu kau dan aku saling bicara, kau mulai memperkenalkan diri dan menanyakan siapa namaku. Kita masih dalam suasana canggung dan akupun masih memanggilmu dengan sebutan “Bang” karna ku kira dia seumuran dengan petugas lain. Tapi dia mengelak untuk kupanggil dengan sebutan itu, dia memilih agar aku memanggilnya dengan sebutan nama saja karna usianya pun hanya 2 tahun diatasku. Waw! Ternyata masih muda, pantas saja terlihat berbeda dan mengerti sikapku.

Sejak pertemuan itu kau dan aku pun bertukar nomer handphone. Kita jalan-jalan, nonton bioskop di sebuah Mall dan makan siang bersama. Ada rasa yang berbeda saat aku ada didekatmu, rasa nyaman yang lama tak ku rasa lagi semenjak aku rapuh dari masalaluku. Aku jadi ingin slalu dekat denganmu. Entahlah, yang pasti aku seperti menemukan jalan. Namun sayang, kau terlalu sibuk dengan kesibukanmu itu. Akupun harus tau diri siapa aku dan apa posisiku, aku tak pernah punya hak agar dia slalu menghubungiku tiap waktunya. 

Tiap aku menerawang langit, terbayang akan tanda di malam sebelum kita dipertemukan. Apa iya? Ah tak mungkin. Kau selalu acuh, memprioritaskan kesibukanmu dan aku pun tak tau kau memikirkan hal yang sama ataupun tidak.
Aku semakin bingung dengan pertemuan yang direncanakan Tuhan secara kebetulan ini.
Apa arti dari pertemuan ini? Disisi lain aku bahagia dan berterimakasih pada Tuhan karena sudah mempertemukan kau dan aku dan membuatku bangkit dari segala masa laluku. Namun disisi lain aku menyesali pertemuan ini kenapa harus terjadi bila kau saja selalu mengacuhkan aku yang slalu ingin dekatmu.

Tuhan..
Hati ini kesal bercampur bahagia. Namun aku tak suka dengan kebetulan. Aku tak mengerti dengan adanya kebetulan yang mempertemukan aku dengan sosok itu.
Tuhan..
Hati ini merasakan ketakutan yang sangat mendalam. Aku takut kehilangan seseorang yang tak pernah aku miliki. Aku takut jatuh dan merasakan kesakitanku lagi yang sudah terobati karna hadirnya sosok itu.
Tuhan..
Bantu aku menemukan jalan terbaik untuk menjalani semua ini. Hati ini mulai bergetar hebat saat aku putus asa karna tak akan bisa menggapai sosok itu.
 
bantu aku, Tuhan..

Aku tak ingin semua kesakitanku berulang lagi..
Aku selalu takut dengan sesuatu hal yang bersifat Kebetulan..

0 comments:

Post a Comment