Selamat beraktivitas
untuk jiwa yang penuh pengharapan yang tak pernah terbalas..
Aku masih belum mengerti
arti pertemuan yang tak direncanakan ini. Sejenak aku menerawang kekosongan
langit yang berawan tebal namun tak mengartikan pertanyaanku.
Hey kamu !
Sosok yang Tuhan
kirimkan untuk membuatku bangkit dan melaju dari masa lalu tapi tak bersatu..
Sedang apa dirimu?
Sedang sibukkah dirimu dengan kesibukanmu untuk siaran di sebuah Stasiun
Kereta Api dan menyemboyankan gagah Kereta Api yang melintas dengan tubuh
tegakmu?
Apakah kau memikirkan
hal yang sama denganku?
Pertemuan yang tak
terduga antara kita dan membuahkan buih kasih dalam hati kecil ini.
Dimalam hari sebelum
kita ditakdirkan untuk bertemu, aku terbangun di jam setengah 2 dini hari. Ku
dengar gemerusuk yang berisik dan memaksa aku untuk membuka mata ini dengan
sayup. Kulihat ada seekor burung masuk kekamarku, dia terbang kesana kemari
mengelilingi seisi kamarku. Dan akupun terbangun karna suara kepakan sayap
burung itu sangatlah gemerusuk. Sejenak ku perhatikan pada burung itu, ada yang
aneh. Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya. Degup jantungku perlahan mulai
muncul, beberapa pertanyaan dalam hati pun mulai ku lontarkan “ada apa ini?”.
Dengan spontan aku langsung membuka pintu kamarku untuk mempersilahkan burung
itu pergi dari kamarku. Namun burung itu tetap tak ingin pergi, ia tetap
mengelilingi kamarku. Setelah agak lama sekitar jam 3 dini hari sepertinya
burung itu pergi, dan aku pun menutup pintu kamarku kembali lalu beranjak ke
tempat tidur dengan beberapa pertanyaanku tadi. Ku ambil Tab-ku yang berada
disebelahku, ku buka browser dan mencari tau “apa arti kehadiran burung itu
dalam kamarku?”. Nah! aku temukan jawabannya dari sebuah situs bahwa bila ada
burung masuk kerumahmu itu bertanda akan ada jodoh yang datang padamu dan belum
pernah kenal sebelumnya. Aku terperanjat sendiri tak mengerti apa arti dari
primbon itu, beberapa pertanyaan pun muncul lagi “siapa yang akan bertemu
denganku? Pangerankah? Salah satu teman lamakukah?” Ah aku bingung dengan semua
disaat itu.
Keesokan harinya aku
memilih untuk ke toko buku untuk sekedar membaca-baca buku saja. Seketika saat
itu handphone-ku berdering tanda pesan masuk dari kawanku yang mengajakku untuk
makan siang bersama di sebuah warkop kecil dekat dengan tempat tongkrongan
komunitasku. Kawanku itu memintaku untuk menunggu di Stasiun karna dia
menumpangi KRL, baiklah akupun segera menuju Stasiun.
Sesampainya aku di
Stasiun aku menuju teras sebuah ruangan yang biasanya aku dan kawan
komunitasku sering berada disana, aku menunggunya disana. Nah! disinilah
pertemuan antara kau dan aku. Kau menyapa dengan penuh canda yang padahal aku
sama sekali tak pernah tau siapa dirimu wahai Sang Rupawan. Kau mengajakku
masuk ke ruangan itu agar aku tidak kepanasan karna memang udara saat itu
sangatlah terik, ku terima tawarannya untuk masuk ruangan itu. Ruangan yang
sejuk, terdapat beberapa peralatan Petugas Pemimpin Kereta Api, beberapa orang
yang sedang bertugas serta announcer dan terdapat komputer untuk mendata atau
menginformasikan Perjalanan Kereta Api. Di ruangan itu kau dan aku saling
bicara, kau mulai memperkenalkan diri dan menanyakan siapa namaku. Kita masih
dalam suasana canggung dan akupun masih memanggilmu dengan sebutan “Bang”
karna ku kira dia seumuran dengan petugas lain. Tapi dia mengelak untuk
kupanggil dengan sebutan itu, dia memilih agar aku memanggilnya dengan sebutan
nama saja karna usianya pun hanya 2 tahun diatasku. Waw! Ternyata masih muda, pantas
saja terlihat berbeda dan mengerti sikapku.
Sejak pertemuan itu kau
dan aku pun bertukar nomer handphone. Kita jalan-jalan, nonton bioskop di
sebuah Mall dan makan siang bersama. Ada rasa yang berbeda saat aku ada
didekatmu, rasa nyaman yang lama tak ku rasa lagi semenjak aku rapuh dari
masalaluku. Aku jadi ingin slalu dekat denganmu. Entahlah, yang pasti aku seperti
menemukan jalan. Namun sayang, kau terlalu sibuk dengan kesibukanmu itu. Akupun
harus tau diri siapa aku dan apa posisiku, aku tak pernah punya hak agar dia
slalu menghubungiku tiap waktunya.
Tiap aku menerawang
langit, terbayang akan tanda di malam sebelum kita dipertemukan. Apa iya? Ah
tak mungkin. Kau selalu acuh, memprioritaskan kesibukanmu dan aku pun tak tau
kau memikirkan hal yang sama ataupun tidak.
Aku semakin bingung
dengan pertemuan yang direncanakan Tuhan secara kebetulan ini.
Apa arti dari pertemuan
ini? Disisi lain aku bahagia dan berterimakasih pada Tuhan karena sudah
mempertemukan kau dan aku dan membuatku bangkit dari segala masa laluku. Namun
disisi lain aku menyesali pertemuan ini kenapa harus terjadi bila kau saja
selalu mengacuhkan aku yang slalu ingin dekatmu.
Tuhan..
Hati ini kesal bercampur
bahagia. Namun aku tak suka dengan kebetulan. Aku tak mengerti dengan adanya
kebetulan yang mempertemukan aku dengan sosok itu.
Tuhan..
Hati ini merasakan
ketakutan yang sangat mendalam. Aku takut kehilangan seseorang yang tak pernah
aku miliki. Aku takut jatuh dan merasakan kesakitanku lagi yang sudah terobati
karna hadirnya sosok itu.
Tuhan..
Bantu aku menemukan
jalan terbaik untuk menjalani semua ini. Hati ini mulai bergetar hebat saat aku
putus asa karna tak akan bisa menggapai sosok itu.
bantu aku, Tuhan..
Aku tak ingin semua
kesakitanku berulang lagi..
Aku selalu takut dengan sesuatu hal yang bersifat Kebetulan..
0 comments:
Post a Comment