Tuesday, March 10, 2015

Satukan Kami di Surga-Mu



Ini dunia. Dunia fana yang menemani setiap manusia selama masa hidupnya. Tak akan pernah ada yang mampu luput atas godaan-godaan yang berada didalamnya. Entah syaitan, ataupun dari dalam manusia itu sendiri. 


Ketika salah satu yang tercinta sudah tak mampu lagi bertahan dengan godaan didunia, dan saat Tuhan lebih mencintainya dibanding kita yang semata hanya dititipkan. Kita tak bisa berbuat apa-apa, karena semua yang ada didunia akan kembali pada pencipta-Nya.


Iya, setiap manusia akan kembali pada pencipta-Nya.

Ayah. Sosok yang ku kenal sebagai pahlawan terbesar dan terhebat dalam hidupku. Sosok yang sangat membanggakan dan membuat kagum di kebanyakan orang yang berada di sekelilingnya. Sosok yang ternyata Tuhan lebih mencintainya dan lebih menginginkannya lebih dulu untuk kembali pada-Nya. Yang kulakukan kini saat ini hanya memanjatkan kedua tangan untuk memohon pada-Mu ya Allah..


Agar tetap bahagiakan ia disisi-Mu..
Agar slalu menjaga senyuman terindahnya di surga-Mu..
Agar slalu memberikan pancaran sinarmu di tempatnya saat ini..
Agar slalu memeluknya hingga kehangatan slalu menyertainya ketika aku sudah tak mampu lagi menghangatkannya..


Iya. Setiap manusia akan kembali pada pencipta-Nya.


Ketika tubuh t’lah kaku dan membisu. Saat mata tak mampu lagi melihat dunia yang fana dan penuh dengan godaan serta kebohongan fana dan bersifat sementara. Disaat itu pula tubuh tak mampu lagi bersujud memohon ampun dan mengungkapkan rasa syukur pada Yang Maha Kuasa, berharap ridho-Nya slalu menyertai semasa hidup sang manusia. 


Kesalahan yang kerap terjadi berulang kali, segala dosa yang tak sengaja maupun disengaja. Engkau Maha Tahu, ya Allah. Engkau Maha Melihat, dan tak pernah tidur mengawasi kami, hamba-Mu. Dan ketika sang manusia dimatikan, kembali pada-Mu. Saat itu setiap perlakuan dan segala aktivitas di dunia fana dipertanggung jawabkan di hadapanmu. Rasa takut yang sangat besar selalu menghantui. Bagaimana tidak? Setiap manusia pasti memiliki kesalahan bukan? Tapi yang ku tahu Engkau Maha Pemaaf, ya Allah. Kekhilafan setiap manusia pasti ada, namun tergantung pada masing-masing manusia untuk berubah menjadi lebih baik atau ingin meneruskan kesalahan yang sudah-sudah.


Ya Allah, seringkali ku berharap padamu. Mengharapkan belas kasihmu saat aku merindukan sosok yang kini sudah berada disisi-Mu. Ia ayahku. Ayah yang telah membesarkan aku. Ayah yang mengajarkanku mengayuh sepeda saat aku kecil. Yang terus menyemangati aku dan lari ke arahku saat aku terjatuh dari sepeda kecilku. Ayah yang telah mengajarkan aku bagaimana caranya terus bekerja keras tanpa mempedulikan rasa sakit. Rasa sakit itu adalah bukti bahwa Kau mencintai kami hamba-Mu kan? Karena disetiap rasa sakit yang dirasa, akan mampu melunturkan segala kesalahan kami apabila kami sabar dan terus berusaha untuk sembuh.


Ya Allah, aku tak pernah berhenti berharap pada-Mu. Mengharapkan rasa harumu atas tangisku yang ingin memeluk ia yang sudah menemani-Mu disana..


Disetiap ibadahku, meskipun tak sesempurna Nabi.. 

Disetiap do’aku, yang sama dan tak pernah terganti. Tapi kau tak pernah bosan mendengarkan do’a hamba-Mu meski berulang-ulang kali.


Ya Allah..


Bila sujudku dalam ibadahku adalah sujud terakhir pada-Mu, ampuni segala kesalahan yang ku perbuat di dunia yang fana ini. Ampuni segala kesalahan orang-orang yang ku sayangi dan kucintai..


Ya Allah..


Berulang kali ku menyebutkan kalimat yang tak pernah luntur di akhir do’aku : “Pertemukan dan satukan kami di surga-Mu kelak, disaat dunia fana t’lah berakhir, disaat segalanya yang ada di dunia ini t’lah kembali pada-Mu. Satukan kami ya Allah, satukan kami bersama orang-orang yang kami cintai




Hanya satu pintaku..

Satukan kami di Surga-Mu kelak..

0 comments:

Post a Comment