Sunday, April 7, 2013

Rindu itu Sunyi


Rindu itu sunyi, hanya sosokmu lah yang mampu meramaikannya..
Rindu itu api, hanya sosokmu lah yang mampu memadamkannya..

Rinduku ini semena-mena, begitu terpatuk pada sosok dirimu dan tak ingin berlari kemanapun..
Ketika aku melewati sebuah lorong, lorong yang tak asing bagi raga manusia yang menyimpan segala perasaan pada sosok terindah yang berada jauh dari jarak pandang.

Bisakah kalian tebak lorong apakah itu?

Ya, tepat! Itu lorong kerinduan..

Kerinduan adalah perjalanan yang tertunda, disana terbentang harapan kesatuan dan keterpisahan. Apa hubungan rindu dengan pengharapan? Aku belum mampu mendefinisikan artinya, yang pasti aku memang rindu atas nama pengharapan. Mengapa begitu? Ya, karena aku memang bukan seseorang yang memilikimu. Aku hanya pengagum, pengharap, dan entah apa lagi sebutan yang pantas untuk manusia seperti aku ini.

Di hadapanmu aku ingin berhenti melangkah, berhenti melangkah untuk mencari sosok kerinduan yang tak pernah mampu ku gapai. Aku tak ingin memiliki waktu yang hanya seketika untuk melepas kerinduan. Entahlah aku egois dengan hal ini ataupun tidak, yang terpenting aku tak pernah mempermasalahkannya.

Kita bertemu di satu titik pertemuan yang terduga, semuanya tertulis jelas di setiap bait-bait yang ku tuturkan, rindu ini jelas pula mengurai segala tentangmu. Kapanpun, dimanapun, kamu memenuhi detikku untuk mencekal bahasa-bahasa bisu.

Disini, di tengah kekosongan arah pandang, aku melibas rindu yang kau tinggalkan. Dengan mencoba menatap langit dan membayangkan senyum terindah yang pernah kau berikan. Dengan tingkah-tingkah bodoh yang pernah kau lakukan dan tak sengaja kau buatku tertawa.

Seketika aku mencoba dinginkan kobaran api kerinduan yang selalu membara ini. Namun mengapa hati ini tak pernah sanggup untuk memunafikkan rasa rindu yang ada. Sesekali ku coba memalingkan arah untuk tak lagi merasa rindu, tapi bayangmu hadir tanpa permisi di rumah yang sama (kerinduan).
Pada siapa lagi aku merindu kalau bukan pada sosokmu, yaa KAMU..

Kamu.. sedetik mendekat, sedetik menjauh..
Datang, lalu kembali pergi..
Sejenak ada, dan sekelibat menghilang..

Entahlah..
Kau seperti pusaran tanya yang tak kunjung berhenti..

0 comments:

Post a Comment