Monday, June 4, 2018

Kamu yang Tak Ku Miliki

Pagi yang terasa sejuk dan sedikit menggelap, bertanda ragu pada hujan ingin jatuh atau tidak..

"Selamat Pagi, Honey.."
Ucapan rutin yang kau katakan di setiap paginya. Tak pernah telat ataupun lupa. Senyum dari bibirku pun menyambut dengan hangat atas sapamu..
"Pagi juga, Honey.."

Angin bersiul agak syahdu, mengingatkan hari semakin berlaju dan berjalan. Mengingatkan bahwa sosok itu tak mampu ku miliki sepenuhnya.

Bayang setiap bayang datang sekedar mampir tanpa permisi, tanpa peduli aku mengharapkannya atau tidak. Aku paham bahwasannya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Banyak hal yang mungkin aku slalu fikir ini kebetulan. Tapi ku paham, Tuhan selalu mempunyai rencana lain akan hal ini. Aku mencintai dia yang tak mungkin ku miliki, sama halnya dengan dia. Terbatas dinding persahabatan antara Dia dan Sahabatnya yang saat ini menjadi Kasih dalam hidupku. Aku bingung apa mau Tuhan menuliskan cerita serumit ini. Mungkin harapanku tentangnya telah pupus. Begitu pula harapannya untuk bersamaku hanya tinggal remahan-remahan hancur dan tak berguna seiring dengan berjalannya waktu demi hari besarku. Hal ini jelas kebodohanku, aku tak pernah melihatnya saat ia memperhatikan aku saat itu.

Sejak awal kita sudah tahu hari itu akan datang bukan? Hari dimana tidak ada lagi yang bisa kita usahakan. Hari dimana kita harus menyerah kalah pada keadaan. Sungguh sayang, bukan perpisahan yang aku ingikan. Bukan jauh darimu yang aku harapkan. Aku mencintaimu! Perempuan mana yang ingin berpisah dari orang yang benar-benar dicintainya? Kita hanya mampu saling bertahan dengan kondisi yang saling mengisi ruang sebelum hari itu, saling menjaga, dan mencintai.

Kamu harus percaya..
Hatiku pun sama nyerinya, sama terlukanya sepertimu. Tapi mau bagaimana? Ada dinding terlalu tinggi yang berdiri kokoh di antara kita. Aku bukan tidak mau berjuang lagi, trek seterjal apapun sanggup aku lewati asal kita bisa bersama, tapi tidak untuk yang satu ini. Tidak tentang Dia yang kita sebut dengan cara berbeda. Ada banyak yang harus kita pikirkan perasaannya, tapi tidak untuk menggores hati orang tua.

Aku butuh kamu..
Aku tak pernah memintamu pergi dan benar-benar pergi, karna aku tau aku rapuh. Aku pasti akan selalu membutuhkanmu ketika aku disakiti orang lain.

Hari-hari semakin ku harapkan melambat, dan tak kuharapkan melaju cepat. Aku masih ingin melewati hari-hari denganmu, tanpa ikatan dengan orang lain. Aku pun tahu pasti hari-hariku nanti tidak akan sama seperti dulu lagi. Akan ada masa dimana aku menangis sepanjang malam karena rindu pada candamumu yang begitu nyaman dan mampu meninggalkan bahagia padaku. Akan ada waktu dimana aku merasa sangat kesepian sekalipun aku sedang berada di tengah keramaian.Tapi mau tidak mau kita memang harus menghadapinya bukan? Yang kita perlukan hanyalah harus membiasa tanpa perlu lagi menyalahkan garis Tuhan. Yakinlah, jika kita mencintaiNya, rasa sakit ini hanya akan menyiksa sementara.

Kau dan aku seperti bara Api. Mungkin Bara Api ini memang belum terlalu besar dan terlihat namun tak bisa juga dikatakan kecil. Rasanya? Jangan ditanya. Sungguh berat. Rindu yang membelenggu setiap waktu melihat ke layar hp sekali waktu, berharap kau datang lagi dan menghiasi tiap layarku.

Untuk kamu yang tak ku miliki,
Selalu sebut namaku dalam do'amu, karna aku tak pernah sedikitpun melewatkan hal itu..
Dan berharap ketidakmungkinan ini akan disemogakan oleh-Nya..

0 comments:

Post a Comment