Sunday, November 4, 2012

Masa kecilku dan aku


Pada Tahun 1994, di sebuah Desa yang bernama Desa Tawangrejo terdapat di Kota Ngawi tepat pada tanggal 1 Juli lahirlah seorang gadis mungil anak pertama dari perut sang ibu. Seperti bayi lainnya, bayi itu lahir dengan isak tangis yang membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia. Lia Nurcahyanti, yaa itu adalah namaku. Nama yang sudah diberikan ayah dengan penuh arti yaitu, Lia yang berarti singkatan dari Juli Awal, Nur yang berarti cahaya, Cahyanti yang berarti cahaya yang terang benderang, artinya adalah Juli Awal yang memiliki cahaya yang terang benderang. Indah sekali arti dari nama itu, terima kasih ayah, terima kasih ibu yang sudah melahirkan aku ke dunia ini. Masa kecilku tidak lepas dari pengawasan kedua orang tuaku. Dahulu aku hidup sangat sederhana, di rumah sewa kecil dengan satu kamar, satu dapur dan kamar mandi umum karena digunakan bersama, maklum tempat terpencil.

Beranjak balita, aku sudah bisa berjalan dan berceloteh meskipun tata bicaraku susah dimengerti namun ibu tetap senang mendengarkannya karna ku sudah bisa memanggil namanya Ibu. Masa-masa itu aku masih sangat senang berlari-lari karena aku bangga aku sudah bisa berjalan setelah sekian lama aku berlatih dengan gandengan ayah yang slalu menatihku.

Ketika aku berusia 6 tahun aku mulai memasuki jenjang pendidikan kanak-kanak, disertai dengan mengikuti pengajian didekat rumah sewa yang aku singgahi. Jarak sekolah Taman Kanak-kanak dari rumahku cukup jauh, melewati beberapa gang dan menyebrang jalan raya yang cukup besar. Tak lepas dari pengawasan orang tuaku, aku selalu diantar ke sekolah karna orang tuaku khawatir. Di sekolah, aku banyak mendapat pengetahuan. Semula aku hanya bisa bicara tanpa ku tau bagaimana tulisannya, namun di sekolah ini aku diajarkan menulis. Di sekolah ini pun aku mulai menjajakan untuk bernyanyi dan menari, entah lah aku memang senang dengan hal itu. Aku mengikuti beberapa perlombaan antar sekolah Taman kanak-kanak, pertama kali aku pentas aku kecewa dengan diriku sendiri. Aku kalah, aku tak bisa menyentuh piala emas indah yang dikhususkan untuk pemenang pertama. Aku menangis tak henti karna aku kesal mengapa bukan aku yang menang. Kemudian ada pentas seni antar sekolah Taman Kanak-kanak se-Jakarta dalam rangka Hari Ulang Tahun TMII ke-25, dan akhirnya aku bisa jadi pemenang. Bahagianya aku bisa membuat ibu yang selalu mendampingiku dibawah panggung itu membuat tersenyum bangga atas kemenanganku, aku dapat juara 1 dalam hal menari dan juara 2 dalam hal bernyanyi. Hal itu ku susul dengan prestasi juara 2 menari Se-Jabotabek. Bangga yang kumiliki, ha ini tak lepas dari pengajaran yang sudah diberikan dari orang-orang yang sudah berperan di sekolah TK-ku ini.

Setelah aku lulus TK dengan hasil yang membanggakan menurutku, aku masuk ke jenjang berikutnya yaitu Sekolah Dasar. Di sekolah ini berbeda dengan sekolah TK-ku sebelumnya, pelajaran yang begitu banyak dan cukup membuatku semakin rumit menurutku. Matematika yang awalnya ku tau hanya tambah dan kurang, di sekolah ini aku menemukan perkalian dan pembagian yang hasilnya terkadang membuatku bingung karna terletak tanda koma (,). Perjalanan menuju sekolahku cukup dekat dan akupun sudah tak diantar lagi, bahkan terkadang aku membawa sepeda ke sekolah. Meskipun terkadang aku lupa jika aku membawa sepeda namun ketika ku pulang kerumah, sepedaku masih di sekolah dan akupun terpaksa kembali ke sekolah untuk mengambilnya lagi. Di sekolah dasar aku menemukan arti pertemanan yang dekat. Masa-masa ini aku masih belum mengerti apa itu pacaran, tapi lain hal dengan kawan-kawan sebayaku. Mereka terkadang sembunyi-sembunyi pergi ke kanti yang padahal ingin menemui pacarnya. Ah, tak penting juga untukku lagipula masa depanku masih panjang. Untuk apa memikirkan hal itu, aku masih SD. Di sekolah ini aku memfokuskan agar aku mengerti tentang kesenian. Aku senang berbagai hal yang tak jauh dari kesenian. Sering aku mengikuti lomba menggambar. Aku pun mengikuti beberapa ekstrakulikuler seperti menari dan pramuka. Dua hal itu sudah menjadi kefokusanku di sekolah pada hari Sabtu. Latihan, latihan dan latihan. Yaa, itu yang aku lakukan sepulang sekolah di hari Sabtu. Mengikuti beberapa perlombaan pramuka antar sekolah Se-Bekasi sudah ku ikuti dan kelompokku mendapat juara 2.

Berlanjut ke masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), aku bersekolah di sebuah sekolah yang menjunjung tinggi dan mengajrkan tentang agama. Yaa, layaknya seperti pesantren namun bukan. Di sekolah ini aku belajar bahasa baru, bahasa Arab. Aku senang bahasa itu, lagipula guru yang mengajarkannya pun asyik. Di sekolah itu membuat aku semakin rapat dalam berpakaian saat ke sekolah. Aku mulai berjilbab ke sekolah karna diwajibkan dan termasuk peraturan sekolah. Di sekolah itu sangat mengajarkan agar aku dan kawan-kawanku sebagai murid untuk berani berbicara didepan umum seperti ceramah. Setiap hari Rabu pasti bergiliran murid-murid maju menyampaikan isi ceramah yang sudah di persiapkan oleh murid itu sendiri. Sebelum dimulai pun pastinya diawali dengan pembacaan ayat Al Quran atau biasa disebut tilawah. Sekolah ini berstandar Internasional, jadi tak heran pula bila para guru berbicara dengan bahasa asing. Diakhir tahun, para murid diwajibkan untuk menghafal satu juz  Al Quran untuk memenuhi syarat kelulusan.

Dan kemudian aku beranjak ke SMA. Aku bersekolah tak lepas dari sekolah yang mengutamakan agama. Di sekolah ini tingkat 2 aku masuk ke jurusan IPA. Jurusan yang sulit dipahamii karena [elajarannya lebih rumit dan semakin susah. Di masa-masa ini, semua mulai bergejolak dan berbeda. Tak seperti masa-masa TK, SD dan SMP. Masa ini masa-masa yang menyulitkan dan harus mampu mendewasakan diri dalam menghadapi berbagai masalah yang ada pada jajaran remaja umumnya. Aku tak perlu biacara panjang-lebar karna pasti bisa memahami apa yang ku maksud.

Dan saat ini aku sudah lulus dan baru saja masuk ke perguruan tinggi.  Di perguruan tinggi aku memutuskan untuk mengambil fakultas Tehnik Industri dengan jurusan Tehnik Informatika. Menemukan kawan baru yang tak pernah ku kenal sebelumnya, ada yang transmigran dari wilayah yang lain juga. Kuliahku saat ini aku berharap agar aku bisa menyusun masa depanku nanti dan semoga saja apa yang terbaik itu menjadi nasib baikku. Amiiin ~

0 comments:

Post a Comment