Friday, May 16, 2014

Sejuta Maaf

Maaf bila kehadiranku tak diinginkan olehmu.

Maaf bila waktuku selalu habis dengan mengisi ruang otakku untuk memikirkanmu.
Maaf bila apa yang selalu kucari selalu tertuju pada arahmu.

Maaf bila apa yang aku lakukan terkadang terlihat bodoh dan selalu saja melibatkan sosok dirimu. Bukan untuk bertindak bodoh, tapi aku ingin mendapatkan perhatianmu meskipun hanya sedikit.

Maaf bila canda-candaku terlihat membosankan saat aku sedang bersamamu. Bukan maksudku ingin membawamu dalam kejenuhan, tapi aku ingin mencoba mengukir garis tawa dari raut wajahmu.

Maaf bila apa yang aku beri tak selalu sesuai dengan apa yang kau inginkan. Bukan maksudku ingin selalu memberi, tapi aku hanya ingin menciptakan sebaris senyum dari bibirmu meski hanya sebentar.

Maaf bila segala yang ada pada diriku tak mampu menjadikanmu sempurna. Bukan maksudku untuk merendahkan diri, tapi aku harus sadar dengan diriku sendiri. Bagaimana aku, dan bagaimana sempurnanya dirimu.

Maaf bila apa yang selama ini terjadi hanya membuatmu semakin jera bersamaku. Bukan karna aku bosan memperlakukan dirimu, tapi aku gundah bagaimana cara agar senyumanmu tak luntur dari sosok dirimu.

Maaf bila aku tak sengaja membuatmu kesal dengan tingkah laku-tingkah laku kecilku yang kadang terlihat konyol. Bukan maksudku ingin membuatmu marah, tapi aku ingin tahu bagaimana kau pedulinya padaku.

Maaf bila aku tak bisa membuatmu selalu merasa dalam kenyamanan.
Maaf bila aku terlalu lama menatapmu ketika kau sedang berbicara padaku. Bukan maksudku ingin mengganggu bicaramu, tapi aku hanya ingin melihatmu lebih lama dan memastikan apa yang aku lihat bukanlah hanya sekedar bayangan.

Maaf bila aku selalu meminta waktu dalam kesibukanmu untuk menuruti segala kemauan kecilku. Bukan maksudku ingin mengganggu waktumu, aku hanya ingin ada disela-sela kesibukanmu dan ingin membuatmu tak merasakan lelah dalam kesibukanmu.

Maaf bila terkadang aku lebih memilih diam dihadapanmu, dibanding bicara padamu apa yang aku rasakan dan apa yang aku inginkan. Karena aku tak ingin membuatmu terbebani dengan apa yang aku rasakan dan apa yang aku inginkan.

Maaf bila terkadang aku selalu membuang muka saat aku sibuk dengan kesendirianku. Bukan untuk menghindari, tapi agar kau tak memandang wajahku dan tak mengetahui bahwa mataku mulai berlinang saatku mengingat bahwa kita mungkin tak bisa bersama dalam waktu yang lama.

Maaf bila diam-diam aku meneteskan air mata saat aku merasa kau mulai menjauh.
Maaf bila diam-diam hatiku merasa sakit saat melihat keadaan yang tak memihak pada kebahagiaanku.
Maaf bila terkadang aku lebih memilih menghindar dari pandanganmu saat aku mulai merasakan sedih. Bukan maksudku ingin pergi meninggalkanmu, tapi agar kau tak menatap jelas mataku saat aku mulai meneteskan airmata.

Karna kesedihan tak harus dipublikasikan bukan?


Twitter: @Lya_cahyanth


0 comments:

Post a Comment