Saturday, September 22, 2012

Seniorku mirip Dia


Dengan waktu yang terlalu pagi aku datang ke kampus itu, berseragam putih hitam dan berjilbab putih serta mengenakan dua pita berwarna biru muda yang disisipkan di kanan dan kiri jilbabku. Aah, masih sepi ternyata. Aku duduk didepan kampus bersama beberapa rekan yang baru ku kenal saat itu. Ya! Saat itu aku sedang ospek..

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 07.00, kakak-kakak senior pun mulai menggebrak adik-adik juniornya untuk berbaris di tempat yang sudah disediakan sesuai dengan urutan kelompoknya. Aku berada di kelompok INDA 03. Lamunanku sejenak di kagetkan karena kakak senior mengatakan “Yang atributnya merasa belum lengkap harap memisahkan diri dari barisan termasuk yang tidak menggunakan ikat pinggang! Cepaaaat!!” dengan nada yang cukup lantang. “Sial!!” kataku, padahal sebelumnya tak ada peraturan untuk mengenakan ikat pinggang, jadi ku fikir ya tak apa kalu tak menggunakannya. Aku pun segera memisahkan diri dari barisan, ada beberapa junior juga yang sama seperti aku, tidak menggunakan ikat pinggang juga. Aku dan junior lain yang tidak menggunakan ikat pinggang pun di perintahkan untuk menggunakan ikat pinggang dari tali rafia merah yang diberikan dari kakak senior itu, setelah itu diperintahkan untuk kembali ke kelompo masing-masing. “fiuuuuuh aman” legaku.

Sejak awal aku berbaris, aku memperhatikan kakak senior yang sejak tadi mondar mandir dari barisan ini ke barisan lainnya. Aku selalu tersenyum-senyum sendiri melihat gerak geriknya. Parasnya yang tidak terlalu tampan, namun terlihat sangat manis karena hidungnya yang mancung serta berbadan yang tidak terlalu tinggi namun terlihat cool dan enak dipandang. Kak Sendy (nama samaran) itulah dia..

Aku perhatikan dan terus perhatikan. Agak kaget begitu mendengar dia membentak juniornya yang baru saja datang. Namun bentakan itu membuatku semakin “wah” sendiri, aku tidak takut mendengar bentakan itu. Terlihat makin macho sepertinya.. sejenak kupalingkan muka, dan ku mengadahkan wajah, dan?? Ah, dia mirip sekali dengan orang aku sayang selama ini. Hanya saja orang itu tidak hadir disana karena saat itu dia memang tak ingin cukur rambut berukuran 1 cm.

Besar harapanku untuk mendekati sosok Kak Sendy. Namun harapan hanya harapan, aku hanya junior kecil yang baru saja masuk di kampus itu jadi mana mungkin sosok Kak Sendy akan mengenalku.

Waktu ospek sudah menunjukan untuk istirahat dan sholat bagi yang beragama Islam. Setelah sholat berjamaah pun tiba waktunya yang sudah ditunggu-tunggu karena sejak tadi aku sudah menahan lapar, yaitu makan. Sekitar 45 menit waktu istirahat akhirnya pun kegiatan selanjutnya dilakukan oleh para BEM untuk junior-juniornya seperti simulasi kebersamaan, pembagian almamater kampus dan akhirnya pun pulang. Dan ternyata semua kakak-kakak senior sudah berbaris di bagian depan untuk menyalami adik-adik juniornya. “waw” aku tersenyum lebar saat itu bisa menatap langsung Kak Sendy dan bersalaman dengannya meskipun dengan rasa gugup sekalipun.

Sepulangnya aku mencari username Twitter kakak senior manis itu, dan ketemu. Aku follow, aku mention dan kemudian di followback. Awalnya aku memang hanya iseng menanyakan whatsApp, namun dengan cepat ternyata Kak Sendy langsung memberikan nomor whatsApp-nya padaku. Entahlaah, namun aku harus sebisa mungkin bersikap seperti biasa.

Dia hanya mirip dengan orang yang aku sayangi, aku pun takkan mungkin bisa menggapainya karena dia sepertinya sudah memiliki incaran yang jauh lebih cantik dan sempurna dibandingkan denganku. Mungkin aku hanya terkagum-kagum dengan kakak senior itu. Sudahlaah, dia pun pasti tak menyadarinya bahwa aku mengaguminya. Dia terlalu sempurna, dan pastinya adik-adik juniornya pun banyak pula yang mengejarnya..

Salam hangat dari juniormu yang selalu berusaha menarik perhatianmu..

0 comments:

Post a Comment