Monday, June 3, 2013

Merelakan Lebih Baik (part 1)



Hari yang seperti biasa sudah terlalu sering untuk dinikmati Nuri, Mahasiswi Universitas yang cukup ternama untuk nilai Informatikanya di Asia.

Nuri memang sering dibilang ratu yang (slalu) galau oleh teman-temannya, mengapa? Ya hampir setiap waktu ia slalu memetik kata-kata indah yang sebagian besar isinya mampu dirasakan oleh hati-hati yang tersakiti oleh satu hal yang selalu jadi pembahasan hati, Cinta. Tak banyak hal yang oranglain tahu tentang sosok Nuri, mungkin hanya beberapa.

Nuri menyukai sosok pria gagah nan tampan di kampus tercintanya, sosok pria yang kebetulan satu ruangan dengannya alias satu kelas. Sebenarnya diawal ia hanya tertarik pada sosok tersebut karena entah mengapa sosok tersebut memiliki chemistry tersendiri baginya.

“entah mengapa sepertinya aku mulai cemburu dengan dia”, bicara Nuri pada teman terdekatnya dikelas, Messi namanya. Oh iya, Nuri memiliki dua sahabat terdekat dikelasnya, namanya Messi dan Vila. Saat itu, terlihat Vila memang sedang asik ngobrol dan bercanda tawa di pojok kelas bersama Petra, sosok pria yang disukai Nuri.

“kamu mulai menyukai Petra?” tanya Messi padanya.

“entahlah, aku cemburu melihat tawa canda mereka. Awalnya aku memang mengaggap bahwa ledekan aku dengan Petra dikelas hanya angin lalu, tapi entah mengapa aku jadi cemburu melihat Petra dengan yang lain seperti Vila”, jawab sedu Nuri.

“aku mengerti di posisimu, wajarlah kau suka. Petra tampan, baik pula. Biasanya orang yang biasanya sering diledekin dengan orang yang belum pernah suka sama sekali pun bisa jadi suka. Seperti kamu ini. Mungkin aja Petra suka denganmu juga?” ujar Messi.

“ah masa? Ga akan mungkin lah Petra merasakan hal yang sama denganku. Vila lebih cantik dan lebih terlihat sempurna dibanding aku, jadi wajar bila Petra memang nyaman dengannya” jawab Nuri sedu.

Memang sangat terlihat kedekatan Petra dengan sosok Vila, salah satu sahabat Nuri itu sendiri. Ketika Nuri selesai praktek (seperti biasa anak Teknik Informatika selalu mengikuti praktek untuk mendalami bahasa pemrograman), Nuri mengambil tas yang berada di loker depan ruang Laboratorium Informatika, posisi ia berada di belakang Petra, namun ketika ia melihat ke samping Petra ternyata terdapat Vila yang menggelendoti tangannya sambil berkedip centil matanya.

“apa si? Nebeng mulu ah, pulang sendiri aja sih..” bicara Petra pada Vila. 
 Ooh ternyata itu kode Vila agar Petra mengantarnya pulang.

“yaah masa gitu sih, yauda deh” jawab Vila.

“yaudah yuk, tunggu di depan gerbang aja ya” jawab Petra namun dengan nada agak rendah seperti agar tidak ada orang lain yang tahu.

Nuri mendengarnya, ia pun cepat-cepat mengambil tasnya dan pergi keluar Lab dan menemui Messi.

“unmood-ku kumat lagi.. ><” kesalku pada Messi.

“kenapa?” tanya Messi.

“Petra mengantarkan Vila pulang,tadi mereka biacara di depanku, mungkin mereka tak sadar bahwa aku berada di sana tadi. Pembicaraan mereka sengaja dengan nada rendah seperti tidak ingin orang tahu” jawab Nuri gerutu.

“Vila itu pura-pura bodoh atau memang bodoh sih? Harusnya dia mengerti gimana di posisi perempuan yang suka sama pria yang di dekatinya. Apalagi kita kan sering bersama..” Messi kesal.

“sudahlah, mungkin memang mereka saling suka. Sepertinya mereka memang saling memberi kenyamanan satu sama lain” sedih Nuri.

“sabar yaa Nuri, untuk kamu memang sabar.. haha” canda Messi.

lanjut --> Merelakan lebih Baik (The End)

0 comments:

Post a Comment